Kamis, 28 Januari 2010

anjuran tasawwuf

Imam Abu Hanifa (81-150
H./700-767 CE)
Imam Abu Hanifa (r) (85 H.-150 H)
berkata, "Jika tidak karena dua tahun,
saya telah celaka. Karena dua tahun
saya bersama Sayyidina Ja'far as-
Sadiq dan mendapatkan ilmu
spiritual yang membuat saya lebih
mengetahui jalan yang benar".
Imam Malik (94-179 H./716-795
CE)
Imam Malik (r): "man tassawaffa wa
lam yatafaqah faqad tazandaqa wa
man tafaqaha wa lam yatsawwaf
faqad fasadat, wa man tafaqaha wa
tassawafa faqad tahaqqaq.
(Barangsiapa mempelajari/
mengamalkan tasauf tanpa fikh
maka dia telah zindik, dan
barangsiapa mempelajari fikh tanpa
tasauf dia tersesat, dan siapa yang
mempelari tasauf dan fikh dia
meraih kebenaran)." (dalam buku
'Ali al-Adawi dari keterangan Imam
Abil-Hassan, ulama fikh, vol. 2, p.
195
Imam Shafi'i (150-205
H./767-820 CE)
Imam Shafi'i: "Saya bersama orang
sufi dan aku menerima 3 ilmu:
1.mereka mengajariku bagaimana
berbicara
2.mereka mengajariku bagaimana
meperlakukan orang dengan kasih
dan hati lembut
3.mereka membimbingku ke dalam
jalan tasauf
Imam Ahmad bin Hanbal
(164-241 H./780-855 CE)
Imam Ahmad (r): "Ya walladee
'alayka bi-jallassati ha'ula'i as-
Sufiyya. Fa innahum zaadu 'alayna
bikathuratil 'ilmi wal murqaba wal
khashiyyata waz-zuhda wa 'uluwal
himmat (Anakku jika kamu harus
duduk bersama orang-orang sufi,
karena mereka adalah mata air ilmu
dan mereka tetap mengingat Allah
dalam hati mereka. Mereka orang-
orang zuhud dan mereka memiliki
kekuatan spiritual yang tertinggi," --
Tanwir al-Qulub, p. 405, Shaikh
Amin al-Kurdi)
Imam Ahmad (r) tentang Sufi:"Aku
tidak melihat orang yang lebih baik
dari mereka" ( Ghiza al-Albab, vol. 1,
p. 120)
{/I]
Imam Ghazali (450-505
H./1058-1111 CE)
[I]Imam Ghazali, hujjat ul-Islam,
tentang tasauf: "Saya tahu dengan
benar bahwa para Sufi adalah para
pencari jalan Allah, dan bahwa
mereka melakukan yang terbaik,
dan jalan mereka adalah jalan
terbaik, dan akhlak mereka paling
suci. Mereka membersihkan hati
mereka dari selain Allah dan mereka
menjadikan mereka sebagai jalan
bagi sungai untuk mengalirnya
kehadiran Ilahi [al-Munqidh min ad-
dalal, p. 131].
Imam Nawawi (620-676
H./1223-1278 CE)
Dalam suratnya al-Maqasid: "Ciri
jalan sufi ada 5:
1.menjaga kehadiran Allah dalam
hati pada waktu ramai dan sendiri
2.mengikuti Sunah Rasul dengan
perbuatan dan kata
3.menghindari ketergantungan
kepada orang lain
4.bersyukur pada pemberian Allah
meski sedikit
5.selalu merujuk masalah kepada
Allah swt [Maqasid at-Tawhid, p. 20]
Ibn Khaldun (733-808
H./1332-1406 CE)
Ibn Khaldun: "Jalan sufi adalah jalan
salaf, ulama-ulama di antara
Sahabat, Tabi'een, and Tabi' at-
Tabi'een. Asalnya adalah beribadah
kepada Allah dan meninggalkan
perhiasan dan kesenangan
dunia" [Muqaddimat ibn Khaldan, p.
328]
Jalaluddin as-Suyuti
Dalam Ta'yad al-haqiqat al-'Aliyya,
p. 57: "tasauf dalam diri mereka
adalah ilmu yang paling baik dan
terpuji. Dia menjelaskan bagaimana
mengikuti Sunah Nabi dan
meninggalkan bid'ah"
Ibnu Taymiah
"Tasauf adalah ilmu tentang
kenyataan dan keadaan dari
pengalaman. Sufi adalah orang yang
menyucikan dirinya dari segala
sesuatu yang menjauhkan dari
mengingat Allah dan orang yang
mengisi dirinya dengan ilmu hati
dan ilmu pikiran di mana harga
emas dan batu adalah sama saja
baginya. Tasauf menjaga makna-
makna yang tinggi dan
meninggalkan mencari ketenaran
dan egoisme untuk meraih keadaan
yang penuh dengan Kebenaran.
Manusia terbaik sesudah Nabi adalah
Shidiqin, sebagaimana disebutkan
Allah: "Dan barangsiapa yang
menta'ati Allah dan Rasul(Nya),
mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang
dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu:
Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang
yang mati syahid dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69)" Dia
melanjutkan mengenai Sufi,"mereka
berusaha untuk menaati Allah..
Sehingga dari mereka kamu akan
mendapati mereka merupakan yang
terdepan (sabiqunas-sabiqun)
karena usaha mereka. Dan sebagian
dari merupakan golongan kanan
(ashabus-syimal)."
Imam Ibn Qayyim (d. 751
H./1350 CE)
Imam Ibn Qayyim menyatakan
bahwa, "Kita menyasikan kebesaran
orang-orang tasauf dalam
pandangan salaf bagaimana yang
telah disebut oleh by Sufyan ath-
Thawri (d. 161 H./777 CE). Salah
satu imam terbesar abad kedua dan
salah satu mujtahid terkemuka, dia
berkata: "Jika tidak karena Abu
Hisham as-Sufi (d. 115 H./733 CE)
saya tidak pernah mengenal bentuk
munafik yang kecil (riya') dalam diri
(Manazil as-Sa'ireen
Lanjut Ibn Qayyim:"Diantara orang
terbaik adalah Sufi yang mendalami fikih

puisi sufi

DALAM sebuah puisi
sufinya bertajuk
“Syahadat Kita”,
penyair klasik Persia
terkemuka Jalaluddin
Rumi mengajak para
pembaca
mengernyitkan dahi
sejenak. Rumi
menggelitik
kesadaranreligi kita:
Dia berkata Tiada
tuhan, lalu dia
berkata kecuali
Tuhan. Dari Tiada
menjadi kecuali
Tuhan maka
menjelmalah
Keesaan.
Dengan nukilan
goresan pena itu,
sesungguhnya Rumi
menyingkap dan
mengungkap situasi
kepenyairannya
sendiri. Tepat sekali
bila pembaca
menebak-nebak,
disamping terkenal
sebagai penyair, ia
memang seorang
ulama besar
(mullah). Nama
lengkapnya
Jalaluddin Rumi ialah
Maulana Jalaluddin
Rumi Muhammad
bin Hasin al Khattabi
al-Bakri. Lahir pada
30 September 1207
Masehi di Balkh (kini
terletak di perbatasan
Afganistan) dan
meninggal pada 17
Desember 1273
Masehi di Konya
(wilayah Turki, Asia).
Jalaluddin Rumi
dibesarkan dalam
keluarga dan
masyarakat yang
memberikan
semangat
keagamaan
padanya. Ayahnya,
Bahauddin Walad
mendapat
kedudukan tinggi di
kalangan keagamaan
di Khorasan,
sebelum ia dengan
tiba-tiba mengungsi
ke Konya wilayah
kekuasaan Turki
Saljuq menjelang
penyerbuan bangsa
Mongol. Di Konya,
Bahauddin
mendapat bantuan
lindungan dan
bantuan raja serta
penghargaan rakyat
sebagai khotib dan
guru agama.
Rumi sendiri, setelah
menyelesaikan
pendidikan
bertahun-tahun di
Aleppo dan
Damsyik, pada
saatnya pula
mengajar dan
menjadi khatib di
Konya. Sepanjang
hidupnya, ia telah
menghasilkan lebih
dari tiga ribu kasidah
(ode) dan ghazal
(lirik). Bagi pembaca
tanah air, buku
kumpulan puisi
Rumi yang sangat
terkenal yakni
Masnawi. Buku ini
terdiri dari enam jilid
dan berisi 20.700
bait syair. Dalam
karyanya ini, terlihat
ajaran-ajaran
tasawuf yang
mendalam, yang
disampaikan dalam
bentuk apologi,
fabel, legenda,
anekdot, dan lain-
lain.
Pada bagian
pendahuluan
bukunya itu,
Jalaluddin Rumi
mengatakan:
Aku tidak
menyanyikan
Masnawi agar
orang
membawanya dan
mengulang-
ulangnya pula, akan
tetapi agar orang
meletakkan buku itu
di telapak kaki dan
terbang
bersamanya.
Masnawi adalah
tangga pendakian
menuju kebenaran.
Jangan engkau pikul
tangga itu di
pundakmu sambil
berjalan dari satu
kota ke kota lain.
Terbang
bersamanya, kata
Rumi di atas.
Demikian pula puisi-
puisi sufi yang akan
saya tampilkan
berikut, berupaya
agar semangat
ketuhanan yang ada
dalam diri manusia
dapat diusahakan
lahir kembali.
Terbang bersama
makna tersembunyi
puisi sufi. Atau
seperti yang
dianjurkan Rumi
adalah melakukan
perjalanan dari diri
(yang rendah) ke diri
(yang tinggi) — from
lower self to higher
self.
Dalam sebuah
puisinya Rumi
mengumpamakan
perjalanan dari diri
ke dalam diri sebagai
perjalanan ‘sebutir
pasir yang
menyimpang dari
jalan yang lazim dan
memasuki tubuh
tiram, dan setelah
lama terkurung akan
muncul sebagai
mutiara’.
Lantaran banyaknya
puisi-puisi sufi yang
telah ia ciptakan dan
agar postingan ini
tidak terlalu panjang,
maka pada
kesempatan ini akan
saya pilihkan
beberapa buah saja
diantaranya. Selamat
membaca dan
menghayatinya:
Puasa Membakar
Hijab
Rasa manis yang
tersembunyi,
Ditemukan di dalam
perut yang kosong
ini!
Ketika perut kecapi
telah terisi,
ia tidak dapat
berdendang,
Baik dengan nada
rendah ataupun
tinggi.
Jika otak dan
perutmu terbakar
karena puasa,
Api mereka akan
terus mengeluarkan
ratapan dari dalam
dadamu.
Melalui api itu, setiap
waktu kau akan
membakar seratus
hijab.
Dan kau akan
mendaki seribu
derajat di atas jalan
serta dalam
hasratmu.
Disebabkan Ridha-
Nya
Jika saja bukan
karena keridhaan-
Mu,
Apa yang dapat
dilakukan oleh
manusia yang
seperti debu ini
dengan Cinta-Mu?
Letak Kebenaran
Kebenaran
sepenuhnya
bersemayam di
dalam hakekat,
Tapi orang dungu
mencarinya di dalam
kenampakan.
Rahasia yang Tak
Terungkap
Apapun yang kau
dengar dan katakan
(tentang Cinta),
Itu semua hanyalah
kulit.
Sebab, inti dari Cinta
adalah sebuah
rahasia yang tak
terungkapkan.
Pernyataan Cinta
Bila tak kunyatakan
keindahan-Mu dalam
kata,
Kusimpan kasih-Mu
dalam dada.
Bila kucium harum
mawar tanpa cinta-
Mu,
Segera saja bagai
duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam
tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula
bagai ombak dalam
lautan
Kau yang telah
menutup rapat
bibirku,
Tariklah misaiku ke
dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu
bahwa aku siap
dalam iringan ini
selalu.
Kukunyah lagi
mamahan kepedihan
mengenangmu,
Bagai unta
memahah biak
makanannya,
Dan bagai unta yang
geram mulutku
berbusa.
Meskipun aku tinggal
tersembunyi dan
tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku
jelas dan nyata.
Aku bagai benih di
bawah tanah,
Aku menanti tanda
musim semi.
Hingga tanpa
nafasku sendiri aku
dapat bernafas
wangi,
Dan tanpa kepalaku
sendiri aku dapat
membelai kepala
lagi.
Hati Bersih Melihat
Tuhan
Setiap orang melihat
Yang Tak Terlihat
dalam
persemayaman
hatinya.
Dan penglihatan itu
bergantung pada
seberapakah
ia menggosok hati
tersebut.
Bagi siapa yang
menggosoknya
hingga kilap,
maka bentuk-bentuk
Yang Tak Terlihat
semakin nyata
baginya.
Kesucian Hati
Di manapun, jalan
untuk mencapai
kesucian hati
ialah melalui
kerendahan hati.
Maka dia akan
sampai pada
jawaban “Ya” dalam
pertanyaan
Bukankah Aku
Tuhanmu?
Memahami Makna
Seperti bentuk dalam
sebuah cermin,
kuikuti Wajah itu.
Tuhan
menampakkan dan
menyembunyikan
sifat-sifat-Nya.
Tatkala Tuhan
tertawa, maka
akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan
gelisah, maka
gelisahlah aku.
Maka katakana
tentang Diri-Mu, ya
Tuhan.
Agar segala makna
terpahami, sebab
mutiara-mutiara
makna yang telah
aku rentangkan di
atas kalung
pembicaraan
berasal dari Lautan-
Mu.
Tuhan Hadir dalam
Tiap Gerak
Tuhan berada
dimana-mana.
Ia juga hadir dalam
tiap gerak.
Namun Tuhan tidak
bisa ditunjuk dengan
ini dan itu.
Sebab wajah-Nya
terpantul dalam
keseluruhan ruang.
Walaupun
sebenarnya Tuhan
itu mengatasi ruang.
Lihatlah yang
Terdalam
Jangan kau seperti
iblis,
Hanya melihat air
dan lumpur ketika
memandang Adam.
Lihatlah di balik
lumpur,
Beratus-ratus ribu
taman yang indah!
Keterasingan di
Dunia
Mengapa hati begitu
terasing dalam dua
dunia?
Itu disebabkan
Tuhan Yang Tanpa
Ruang,
Kita lemparkan
menjadi terbatasi
ruang.
***
Puisi sufi,
meminjam
pernyataan penyair
sufi Indonesia
Sutardi Calzoum
Bachri adalah
perwujudan seorang
penyair yang sadar
sebagai makhluk
spiritual. Sebagai
makhluk spiritual dia
selalu berusaha
mengungkapkan
kerinduannya akan
nilai-nilai spiritual
demi menciptakan
keutuhan dirinya.
Tanpa dimensi
spiritual, manusia
takkan pernah bisa
menyempurnakan
kemanusiaannya. Ia
hanyalah robot
berdaging yang
hidup di bumi
dengan segala
aktivitas bernilai
relatif, yang
dijalankannya dari
hari ke hari sekedar
menunggu atau
menunda saat
kematiannya.
*****
Referensi:
1. Kasidah Cinta
Jalaluddin Rumi,
Yogyakarta:
Tarawang, Maret
2000.
2. Jalaluddin Rumi
Kisah Keajaiban
Cinta, Yogyakarta:
Penerbit Kreasi
Wacana, Cetakan
Kelima Oktober
2003.
3. Abdul Hadi WM,
“Sastra
Transedental dan
Kecenderungan
Sufistik
Kepengarangan di
Indonesia“,
makalah Simposium
Festival Istiqlal Tahun
1991.
Ditulis oleh Dwiki Setiyawan
Kategori: Bilik Sastra
Tag: Jalaluddin Rumi,
Kesucian Hati, Letak
Kebenaran, Masnawi,
Memahami Makna, Penyair
Sufi, Pernyataan Cinta, Puasa
Membakar Hijab, Puisi-Puisi
Sufi Pilihan, Rahasia yang Tak
Terungkap, Syahadat Kita
« Older Newer »
7 Tanggapan to “Puisi-Puisi Sufi
Pilihan Jalaluddin Rumi”
Pertamaxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Puisi dapat menjadi
semangat bagi kita
untuk lebih baik dan
menjadi motivator
bagi kita untuk lebih
mendekatkan diri
kepadaNYA. Puisi yang
baik adalah puisi
penyemangat bagi
insan-insan yang
tadinya lemah iman
menjadi insan yang
kuat akan terpaan
fitnah kehidupan
salam mampir ke blog
kami, link sudah kami
pasang link balik kami
tunggu. terimakasih
Oleh Gostav Adam on
3 September 2009
pada 12:50 pm
Link Blog
Bung
Gostav saya
tautkan ke
blog ini
juga.
Mohon
dicek dan
diberi kabar
jika ada
yang ingin
dirubah
redaksi link-
nya. Terima
kasih
kembali dan
salam kenal
Bung.
Oleh Dwiki
Setiyawan
on 3
September
2009 pada
3:01 pm
Maulana jalaludin ar
rumi ulama besar …dan
seorang sufi.
Karyanya memberi
inspirasi bagi yang
menghayatinya …..
Oleh rifat haikal on 10
September 2009 pada
8:36 am
Maulana Jalaludin
Rumi … Sufisme yg tk
prnh brhenti memuja
Robbnya.
Oleh Yocida on 2
Desember 2009 pada
6:20 am
boleh aku minta buku
Jalaluddin Rumi
{kasidah cinta}
Oleh dwi on 10
Desember 2009 pada
11:20 am
Hanya
punya satu
eksemplar
je. Nyari di
toko buku
kan ada?
Oleh Dwiki
Setiyawan
on 10
Desember
2009 pada
6:20 pm
[...] Puisi-Puisi Sufi
Pilihan Jalaluddin Rumi
[...]
Oleh Rehat Sejenak «
Dwiki Setiyawan's Blog
on 17 Desember 2009

puisi sufi

1: ILMU DAN MAKRIFAT
Wahai yang tidak aku kenali
ku panjat gunung yang tinggi
sangkaku Engkau berada di
puncaknya
namun tidak ku temui Engkau di
sana.
Lalu aku terjun dari puncak gunung
jika Engkau ada pasti Engkau tidak
membiarkan daku.
Tangan Kudrat Iradat-Mu
menyambar ku
aku terbang dengan sayap
Rahmani-Mu
mengembara ke seluruh alam maya
namun tidak ku temui Engkau di
dalam alam.
Hatiku mengatakan Engkau ada
lalu aku keluar daripada alam
dan aku terjun ke dalam hatiku.
Di sana aku temui kebodohanku
bodohnya aku menyangka akulah
Aku
sedangkan Dia jualah Aku
dan aku tiada beserta Dia.
Bila aku tiada beserta Dia
tinggallah Dia sendirian
rindulah Dia kepada diriku
lalu Dia terjun ke dalam hatinya
di sana Dia berjumpa Aku
Aku menyambutnya dengan
tersenyum.
Aku dan Dia
Dia dan Aku
bukan dua dan bukan Satu
satu masih berbentuk
masih berjarak titik atas dengan
bawah
sedangkan Aku dan Dia
tiada antara
bukan juga titik yang halus
titik yang halus masih menempati
ruang
sedangkan Aku dan Dia
tiada rupa tiada bentuk tiada ruang
tiada zaman.
Aku adalah Dia
Dia adalah Aku
tiada beza antara Aku dan Dia
bila aku cuba mengenali Dia
aku tidak kenal lagi diriku
aku tidak kenal lagi diri Dia
bila dia cuba mengenali diriku
dia tidak kenal lagi dirinya
dia tidak kenal lagi diriku.
Tiada lagi kenyataan
tiada juga keghaiban.
Pengenalan sebenar adalah tidak
kenal
pengetahuan sebenar adalah tidak
tahu.
Aku adalah rahsia Dia
Dia adalah rahsia Aku
usah diganggu rahsia ini.
2: PENCARIAN
Paling aku tidak mengerti
bagaimana mahu menyeru-Mu
jika nama juga hijab
antara Engkau dengan aku.
Engkau esa
tiada hijab menemani Mu
mana mungkin Engkau terhijab.
Berapa banyak hati sudah hancur
luluh
dalam merindui Mu
berapa banyak fikiran telah berkecai
dalam mencari Mu.
Engkau dekat
tetapi bila didekati Engkau menjauh
bila berhenti Engkau melambai
bila dikejar Engkau menjauh
kembali.
Bila aku di tangga rumah Mu
Engkau menutup pintu
bila aku undur
Engkau membuka jendela
bila aku mengintai
Engkau melabuhkan langsir.
Dalam kepayahan ini
daku perlukan penawar
penawar itu ada pada tangan Mu
namun aku malu menghulurkan
tanganku yang cemar
untuk disambut oleh tangan Mu
yang suci.
Aku tidak tergamak meminta
Engkau menjadi teman
kerana aku tidak pernah
membuktikan kesetiaan sebagai
sahabat
namun hatiku gila kepada Mu
tetapi aku malu memanggil Engkau
kekasih
kerana aku tersangat hodoh dan
hina.
Janganlah Engkau murka
lantaran si hodoh dan hina ini
mengasihi Mu.
Wajahku yang hodoh dan hina
tidak layak Engkau tatapi
Wajah Mu yang cantik berseri
tidak layak aku tatapi
di atas tangga rumah Mu aku terlena
dengan harapan mataku tidak
terbuka lagi
kerana aku tidak tahan merindui Mu.
Izinkan daku bermalam di tangga
rumah Mu
dan memejam mataku di situ
agar apabila Engkau membuka pintu
Engkau memandang kepada ku
walaupun daku tidak memandang
kepada Mu.
3: PENCARI
Daku terbang mencari Mu
lalu aku dipanah oleh pemanah
cederalah dadaku
adakah begini nasib si pencari Mu?
Jika Engkau bertanya apakah yang
daku mahu
jawapanku hanya satu: Engkau,
semata-mata Engkau.
Selamatkan daku dari anak panah
supaya aku terus kuat terbang
kepada Mu.
Engkau Pemilik keteguhan
masukkan daku ke dalam benteng
keteguhan Mu
agar daku menjadi teguh
tiada anak panah mencederakan
daku.
Janganlah sesiapa menggangu daku
biarkan daku bersama yang ku kasih
sehingga Dia mengizinkan
daku menyertai kalian.
4: ILMU DAN MATLAMAT
Daku terbang dengan sayap
Rahmani Mu
Menggalas ilmu di atas belakang
Agar daku tidak sesat di jalanan
Tapi ilmu ini amat membebankan
daku
Hingga daku tidak terdaya terbang
tinggi
Izinkan daku mencampakkan ilmu
ke bumi
Biar sayap Rahmani Mu sendiri
membawa ku pergi
Sesuka dan semahu Mu.
Engkau ciptakan daku hanya untuk
Mu
Maksud dan tujuan ku hanyalah
Engkau
Sampaikan daku kepada tujuan
penciptaan dan matlamat ku.
5: DOSA, KEBAIKAN DAN YANG
HAK
Aku kumpulkan sekalian dosa-dosa
ku
yang menghimpit jiwaku
aku melihat seluruh dunia adalah
dosa
izinkan daku
meletakkan segala dosa di bawah
tapak kaki ku.
Aku hadapkan pandangan kepada
kebaikan
bila daku melihat diriku yang baik
berdatangan diri-diri lain menghijab
izinkan daku
meletakkan segala kebaikan di
bawah dosa-dosa.
Aku berhadapan dengan keinginan-
keinginan
tanpa dosa jiwa belum tenang
keinginan-keinginan mengheret
kepada kegelisahan
tidak sabar.
Wajah keinginan memperlihatkan
ego diri
takutkan kesusahan dan kehinaan.
Keinginan adalah dosa sebenar
dosa-dosa lain adalah anak-anaknya
walaupun anak-anak dikuburkan
ibu akan terus melahirkan anak-anak
baharu.
Bagaimana menghapuskan
keinginan
bukankah ia adalah diriku sendiri.
Aku melihat kepada diriku
terasa kesamaran di sebalik diri yang
berkeinginan
dalam kesamaran itu
wujud diri yang suci murni
tanpa keinginan.
Ia tidak dikurung oleh jasad
tiada ruang
tiada zaman.
Ia sentiasa damai dan tenteram
namun ia tidak diberi kesempatan
untuk memperlihatkan wajahnya.
Kuburkan diri yang berkeinginan!
begitulah ucapan Mu yang ku
dengar.
Bila daku mendengar ucapan Mu
aku melihat diri ku berada di tengah-
tengah
di antara Engkau dan diri yang
berkeinginan
aku melihat
diri yang berkeinginan itu bukanlah
diriku yang sejati
ia hanyalah bayang-bayang yang
muncul
dari pancaran cahaya Mu kepadaku
yang terhijab
mengapa kepada bayang
penglihatan ku tertuju
sedangkan Engkau adalah cahaya
dan aku yang menerima cahaya
bayang adalah kegelapan
mengapa terpesona dengan
kegelapan.
Engkau terangi daku dengan cahaya
Mu
untuk ku kenali diriku
agar pengenalan itu membuatku
melihat cahaya Mu
dan mengetahui bahawa cahaya Mu
yang paling nyata
sedangkan aku dan lain-lainnya
adalah zarah-zarah yang terapung-
apung
di dalam angkasa raya cahaya Mu.
Cahaya Mu yang tanpa warna tanpa
rupa
adalah kebijaksanaan tanpa tara
dengannya segala menjadi nyata.
Sekalian wajah-wajah adalah cermin
wajah Mu
cermin itu adalah keindahan
keindahan adalah bayangan wajah
Mu
keindahan adalah rasa hati
bukan bentuk bukan rupa
apabila hati mesra di dalam
keindahan Mu
itulah penatapan wajah Mu
bulat, leper, atau panjang
putih, kuning atau hijau
kelmarin, hari ini atau esok
semuanya tidak menjadi soal
pada hati yang melihat keindahan
wajah Mu.
Hati itulah rahsia besar.
Pandanglah Tuhan tanpa
menggunakan mata
Dia tidak pernah bersembunyi
dengarlah ucapan tanpa
menggunakan telinga
Dia tidak pernah berhenti berkata-
kata.
6: KERAGUAN
Engkau ajukan pertanyaan:
mengapa fikiranmu bersimpang siur
mengapa dukacita tidak terlepas
daripadamu.
Wahai Pelindung diriku
apabila aku mendatangi Mu dengan
diriku
aku kecundang
fikiranku tidak bisa menjurus
jiwaku tidak bias tenang
keraguan tidak terpisah dari diriku.
Pengalaman ini membuatku
mengerti
mengenali Mu bukanlah dengan
diriku
pengenalan Mu adalah dengan Diri
Mu.
Cahaya Mu yang menyatukan segala
fikiran
cahaya Mu yang membakar segala
kerisauan.
Daku bukakan hatiku sambil
memohon:
wahai ar-Rahman!
penuhilah hatiku dengan cahaya Mu
tanpa cahaya Mu mana mungkin
daku melihat Mu.
7: RAHSIA
Bagaimana hendak ku serahkan
zat rahsiaku kepada-Mu?
ini adalah persoalan besar.
Engkau ucapkan:
katakanlah: Roh adalah urusan
Tuhanku.
Rahsia adalah rahsia
mana boleh diterka
hanya daku perlu meyakini
ia adalah urusan Tuhanku
mengapa aku cuba memikul urusan
Tuhan
serahkan hak Tuhan kepada Tuhan..
Wahai Tuhanku
Engkau mengetahui zat rahsiaku
daku sendiri tidak mengetahuinya
tanpa pengetahuanku tentangnya
daku serahkannya kepada Mu
terimalah, terimalah, terimalah
daku tidak hairan
bagaimana Engkau menerima zat
rahsiaku
kerana Engkau yang paling rahsia
Pemilik segala rahsia.
8: PENYERAHAN
Engkau berdiri dengan sendiri
Engkau mutlak
tiada yang lain mampu
mempengaruhi-Mu.
Engkau Maha Perkasa
Engkau kembangkan payung
keperkasaan-Mu
melindungi yang lemah dan tidak
berdaya
akulah yang lemah dan tidak
berdaya itu
di bawah paying keperkasaan-Mu
daku bernaung
Engkau sekali-kali tidak akan
menolak
para hamba yang menyerah diri
kepada-Mu.
Alangkah mudahnya
bila segala sesuatu diserahkan
kepada-Mu
dan yakin Engkau menerimanya
Engkau tidak pernah letih atau lalai
tidak mengantuk tidak tidur
tidak bosan menguruskan hal
hamba-hamba-Mu.
Wahai Pelindung diriku
penyerahan adalah kelapangan
penyerahan adalah kedamaian
penyerahan adalah Kesejahteraan.
Wahai Pelindung diriku
penuhilah hatiku dengan yakin
agar sekaliannya kembali kepada-Mu
tanpa sebarang sisa pada diriku.
Engkau gemar mendengar tutur-
kata hamba-hamba-Mu
Engkau tidak jemu mendengar daku
membebel
tiap ucapanku Engkau jawab
dengan kelembutan-Mu
wahai al-Latiff
kami para hamba sangat Engkau
manjai
dengan kemaha-lembutan-Mu.
9: ALLAH MELIPUTI SEGALA
SESUATU
Mereka berkata alam menjadi dalil
wujud Allah
aku pandang pada alam
Allah tidak kelihatan
mana mungkin ada kekuatan alam
mempamer wujud Tuhan
bukankah Allah tidak memerlukan
alam
Dia yang zahir dan Dia yang batin
Dia yang awal dan Dia yang akhir.
Aku pandang ke dalam hatiku
zat rahsiaku diterangi Rahsia Ilahi
kemudian akau pandang kepada
alam
baharu aku melihat Cahaya-Nya
meliputi alam
aku pandang lagi kepada alam
cahaya-Nya kembali terhijab dari
pandangan
lalu aku pindahkan alam ke dalam
hatiku
aku kembali melihat Cahaya Ilahi
meliputi alam.
Cahaya-Nya hanya boleh dipandang
oleh zat rahsiaku
apabila aku menyatu dengan zat
rahsiaku
tanpa takwil tanpa hujah tanpa terka
tanpa ulasan tanpa kupasan tanpa
huraian
hanya yakin dan larut di dalam
keyakinan
bahawa aku tidak terpisah daripada
zat rahsiaku
baharu dapat aku saksikan Cahaya-
Nya
tanpa rupa tanpa warna
hanya jelira di dalam yakin
sesungguhnya Cahaya Engkau yang
aku pandang.
Apa jua yang nyata
bila aku halakan pandangan ke sana
daku tidak melihat wujud di situ
hinggalah akau halakan pandangan
ke dalam hati
baharulah aku melihat wujud
menyertainya.
10: PENGLIHATAN
Daku menyaksikan Engkau jualah
yang berbuat segala-galanya
Engkau hadir dalam terang dan
menyamar
Sering daku terpedaya oleh
penyamaran-Mu.
Daku panjatkan doa
Angkatkan tabir hijab
Agar daku sentiasa melihat-Mu
Tatkala Engkau hadir dalam nyata
atau menyamar
Tetapkan penglihatanku kepada-Mu
Ambillah pandangan majazi ini
Kurniakan daku Cahaya Mu sebagai
penglihatan
Agar tidak ada yang daku pandang
Melainkan Engkau jua yang
kelihatan.
11: NAFSU
Engkau ciptakan Firaun, Haman dan
Qarun
Mereka adalah sebesar-besar
penderhaka terhadap-Mu
Namun Engkau kurniakan dunia
seluruhnya kepada mereka
Itulah tandanya
Dunia ini tidak melebihi sebelah
sayap nyamuk pada sisi-Mu
Tapi nafsu kami masih juga terliur
Melihat keagungan Firaun,
kepintaran Haman dan kekayaan
Qarun
Nafsu kami masih inginkan
Sayap nyamuk yang sebelah itu.
Nafsu sangat sabar
menyembunyikan laparnya
Sesekali ia menghantar isyarat
Jika Engkau menjawab ia akan
bangun
Di kala itu Engkau akan tertawan.
Nafsu umpama sebuah kenderaan
Enjinnya ialah tamak
Rodanya ialah dengki dan khianat
Seteringnya ialah tipudaya
Bila kenderaan ini berjalan
Ia meninggalkan asap kotor di
belakang
Tetapi si pemandu asyik
memandang ke hadapan
Tidak pernah melihat pencemaran
yang ditinggalkan.
Nafsu adalah sebahagian daripada
dirimu
Ia boleh diam dan tidur tetapi tidak
berputus asa
Perlulah engkau sentiasa
berwaspada.
12:ASYIK
Bila kerinduan terhadap-Mu
menguasai hati
Sirnalah segala yang maujud
Tiada lagi yang dapat memberi
kepuasan.
13: SELAWAT DAN SALAM
Burung-burung terbang di udara
tidak jatuh
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas
Muhammad s.a.w
Perahu-perahu terapung
dipermukaan laut tidak tenggelam
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas
Muhammad s.a.w
Hujan membasahi bumi suburlah
tumbuh-tumbuhan
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas
Muhammad s.a.w
Matahari menyinarkan cahayanya
segarlah segala penghidupan
Itulah Selawat dan salam-Mu ke atas
Muhammad s.a.w.
Engkau sentiasa berselawat dan
salam
Ke atas kekasih-Mu, Muhamamd
s.a.w
Wahai Saidina Muhammad s.a.w
Pada tanganmu jua terdapat cangkir
air penghidupan
Air yang membasahi tengkuk yang
dahagakan kasih Ilahi.
14: UJIAN
Ada yang mengatakan ujian adalah
kesusahan pada tubuh badan
kesusahan pada jiwa
apa untungnya Allah menyusahkan
jasad dan jiwa
bukankah ia tidak menambahkan
keagungan dan kemuliaan-Nya
apalagi Dia Maha Mengasihani Maha
Sopan-santun.
Pandanglah ujian dengan hatimu
ujian adalah perbuatan Tuhanmu
bukan untuk menghancurkan tetapi
untuk meneguhkanmu
bila kamu memperolehi keteguhan
baharu kamu menjadi pilihan
bila sudah lulus dan dipilih
Dia bangga memperkenalkan kamu
kepada makhluk-Nya
keteguhan kamu melintasi ujian
menjadi dalil pilihan-Nya adalah
tepat
inilah keadilan-Nya.
Ujian ditujukan kepada rohani bukan
kepada jasad atau jiwa
tujuannya untuk mengukur tauhid
bukan sekadar untuk kesabaran
apakah nilai sabar tanpa tauhid
bukankah sabar juga bersama si
kafir.
Ujian yang diterima dengan iman
meneguhkan tauhid
menambahkan kekuatan pandangan
hati
tidak berkelip memandang kepada
Tuhan
sehingga kepedihan ujian menjadi
kemanisan.
Ujian adalah pentas sandiwara
mempamerkan kebijaksanaan Tuan
Pengarah
bila engkau diberi watak menderita
hingga berjaya membuat penonton
menangis
ketahuilah
engkau adalah pelakun penting
diasuh untuk menjadi bintang
bakal menerima ganjaran lumayan.
Apabila engkau menjadi pelakun
apa bezanya watak gembira dengan
watak duka
skrip di tangan Tuan Pengarah.
15: AKU DAN DIRIKU
Diriku telah hilang
ghaib di dalam gua yang dalam
gelap gulita
puasku mencarinya
namun tidak ku temui
sesekali gelibatnya melintasi di
hadapan ku
bila aku cuba memegang dia
kembali menghalang.
Wahai Yang Maha Melihat
lihatlah betapa kasih aku kepada
diriku
bila Engkau memisahkan daku
daripadanya
masih juga daku mencari-carinya.
Maulaya, Wahai Pelindung diriku
selamatkan daku daripada fitnah
diriku sendiri
janganlah Engkau lepaskan daku
kepada sesuatu selain-Mu
walau sekelip mata jua
ikatkan daku dengan rantai ubudiah
sepanjang hayatku
agar Engkau sentiasa esa
tiada sesuatu menggangu keesaan-
Mu.
16: AKU DAN MAKHLUK
Bila makhluk bertanya
siapakah yang paling mulia
aku menjawab:
akulah yang paling mulia
aku sangat berbangga kerana
Allah adalah Tuhanku
Muhammad s.a.w adalah
penghuluku
ini sudah cukup membuatku berasa
kaya dan mulia.
Bila Engkau bertanya
maka aku menjawab:
aku adalah yang paling hina, daif
dan jahil
inilah hamba yang faqir.
Janganlah Engkau murka
lantaran daku berbangga di hadapan
makhluk-Mu
bila mereka berbangga dengan
pangkat, harta dan keturunan
izinkan daku berbangga sebagai
hamba-Mu.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com